Apa yang bisa saya bantu

Kamis, 16 Juli 2020

MENGAPA AIR LAUT TERASA ASIN ?

Air laut terasa asin karena terdapat larutan garam di dalamnya. Air laut mengandung sejumlah besar minimal terlarut, mineral-mineral ini yang dikenal dengan garam.

Ada sekitar 3,5 persen perairan lautan terdiri dari garam. Air laut yang berada di garis khatulistiwa cenderung lebih asin, sedangkan perairan di bagian utara lebih segar karena mengandung garam lebih sedikit.

Proses air laut asin

 menurut Lembaga Kelautan dan Atmosfer Nasional AS (NOAA) ini bermula dengan air laut yang menguap lalu membentuk awan yang bergerak ke arah daratan.

Awan ini akan menurunkan hujan pada daratan tersebut. Dalam siklus ini, yang sering menjadi perhatian adalah air hujan yang jatuh di darat bertemu dengan karbon dioksida di udara sekitar.

Ini membuat hujan air hujan mengandung asam karbonar yang terbentuk dari karbon dioksida dan air. Asam dalam air hujan ini memecah batuan di darat.

Proses ini menghasilkan ion dan mineral yang terpecah dari batu. Ion dan mineral inilah yang kemudian terbawa dalam aliran sungai menuju kembali ke laut.

Itu membuat kosentrasi ion dan mineral di lautan meningkat dan menyebabkan rasa asin.

Badan Geologi AS (USGS) menjelaskan rasa asin berhubungan dengan siklus hujan.

Saat pembentukan awan, hanya air yang menguap. Untuk ion-ion lain seperti, sodium dan klorida (yang membentuk garam) tetap tertinggal.

SCROLL UNTUK LANJUT BACA

Ion-ion itu yang menumpuk itu memberikan rasa asin pada air laut.

jika tambahan garam di laut disumbangkan oleh aktivitas hidrotermal atau larutan sisa magma yang bersifat aquesous sebagai hasil differensiasi magma dan vulkanik bawah air.

Kandungan garam di laut rata-rata adalah 35 bagian per seribu, yang mungkin tidak terlalu banyak menghasilkan 120 juta ton garam per mil kubik air laut. Ada sekitar 332.519.000 mil kubik di lautan.

Laut mati adalah mengandung garam paling banyak dalam airnya dan merupakan air paling asing yang ada. Laut mati adalah perairan tanpa saluran keluar.

Karena mineral yang mengalir ke laut mati tidak bisa lepas, karena tidak ada jalan keluar. Sebanyak 35 persen air laut mati adalah garam.

Ini hampir sekitar sepuluh kali lipat konsentrasi garam di lautan biasa.

Jumat, 10 Juli 2020

Derajat Manusia Sama di Hadapan Tuhan?

Derajat Manusia Sama di Hadapan Tuhan?

Ada sebagian orang yang menyatakan,

Manusia sebagai ciptaan tuhan, memiliki derajat yang mana saja di tuhan yang ada. Sama satu sama lain, tidak bisa saling berhubungan benar. Apalagi meremehkan orang lain.

Mohon kritik untuk kalimat ini ...

Jawab:

Bismillahirrahmanirrahim..

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Salah satu upaya setan untuk menyesatkan manusia adalah dengan membisikkan kalimat-kalimat indah, namun membantah. Seolah itu benar, padahal isinya kesesatan. Itulah kalimat-kalimat racun, yang diperjuangkan liberal untuk menghancurkan aqidah kaum muslimin.

Allah mengingatkan,

وَكَذَلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِيٍّ عَدُوًّا شَيَاطِينَ الْإِنْسِ وَالْجِنِّ يُوحِي بَعْضُهُمْ ُ ْ ُ ُ ُ ُ ُ ُ ُ

“Demikianlah Kami jadikan musuh bagi setiap nabi, yaitu setan-setan (dan jenis) manusia dan (dan jenis) jin, mereka saling membisikkan bagi yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk diperbantukan (manusia).” (QS. Al-An'am: 112)

Dari jawab yang Anda sampaikan, isinya campuran. Ada yang baik dan ada yang sesat. Tentu saja disetujui berdasarkan dalil, bukan berdasarkan kaca mata liberal.

Kita akan melihat lebih dekat,

Pertama , “Manusia sebagai makhluk ciptaan tuhan”

Kalimat ini benar, diterima oleh semua manusia yang diterima Pencipta alam semesta. Ada banyak dalil dalam al-Quran yang menyebutkan hal ini. mengingat firman Allah,

وَاللَّهُ خَلَقَكُمْ وَمَا تَعْمَلُونَ

Allah yang menciptakan kalian dan apa yang kalian kerjakan. (QS. As-Shaffat: 96)

Kedua , "memiliki derajat yang hanya ada di tuhan"

Jelas ini tidak benar. Karena manusia tidak sama derajatnya di hadapan Allah.

Bahkan salah satu yang sangat banyak di bahas dalam al-Quran adalah perbedaan antara penduduk surga dan penduduk neraka.

Tidaklah sama penghuni surga dengan penghuni jannah; orang yang beruntung. (QS. Al-Hasyr: 20)

Jelas yang berbeda,

قُلْ لَا يَسْتَوِي الْخَبِيثُ وَالطَّيِّبُ وَلَوْ أَعْجَبَكَ كَثْرَةُ الْخَبِيثِ

Katakanlah: "Tidak sama yang buruk dengan yang baik, tapi yang bervariasi itu yang buruk, itu yang menarik hatimu." (QS. Al-Maidah: 100)

Allah menyebut orang mukmin dengan khoirul bariyah (menemukan yang terbaik) dan Allah menyebut orang kafir dengan Syarrul bariyyah (membuat terjelek),

إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ وَالْمُشْرِكِينَ فِي نَارِ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ ِ ُ ُّ َّ َّ َّ ِ ِ إِنَّ الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أُولَئِكَ هُمْ خَيْرُ الْبَرِيَّةِ

Sesungguhnya orang-orang yang kafir adalah ahli Kitab dan orang-orang yang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahannam; mereka kekal di implementasi. Mereka itu seburuk-buruk koleksi. Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, mereka itu sebaik-baiknya membuat. (QS. Al-Bayyinah: 6 - 7)

Bahkan Allah membedakan antara orang berilmu dan orang yang tidak berilmu,.

Sampaikan, dapatkan sama antara orang yang tahu dan orang yang tidak tahu. (QS. Az-Zumar: 9).

Ketiga , “biarkan satu sama lain, tidak boleh saling membutuhkan benar”

Tidak semua pembenaran layak dipertimbangkan orang lain. Atau tidak menerima pendapat orang lain. Kita semua yakin 2 x 3 = 6. Ketika ada anak kelas 1 SD yang memberikan jawaban salah, kemudian Pak Guru meluruskan, tentu saja bukan berarti Pak Guru meremehkan anak itu atau tidak menerima pendapatnya.

Allah memberi kita akal untuk menimbang setiap informasi yang kita terima. Mencapai manusia bisa mencapai derajat kebenaran Sepenuhnya. 3 + 1 = 4, itu sesuai dengan dasar pemikiran manusia.

Demikian pula ini berlaku dalam masalah agama.

Setiap muslim wajib benar dengan agama dan keyakinan yang dia miliki. Karena membenarkan yang benar dan menyalahkan yang salah, itu membuktikan iman.

Allah menghargai orang mukmin yang tidak ragu dengan kebenaran imannya,

إنما المؤمنون الذين آمنوا بالله ورسوله ثم لم يرتابوا وجاهدوا بأموالهم وأنفسهم في سبيل الله أولئك هم الصادقون

Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah orang-orang yang percaya (beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa mereka di jalan Allah. Mereka adalah orang-orang yang benar. (QS. Al-Hujurat: 15)

Allah menghargai orang mukmin yang membenarkan al-Quran,

والذين آمنوا وعملوا الصالحات وآمنوا بما نزل على محمد وهو الحق من ربهم كفر عنهم سيئاتهم وأصلح بالهم

Orang-orang mukmin dan beramal soleh serta beriman kepada apa yang berasal dari Muhammad dan meminta yang haq dari Tuhan mereka, Allah menginstalkan kesalahan-kesalahan mereka dan memperbaiki keadaan mereka . (QS. Muhammad: 2)

Mengundurkan diri, Allah memerintahkan kita untuk membahas orang yang menyimpang dari ajaran islam,

قاتلوا الذين لا يؤمنون بالله ولا باليوم الآخر ولا يحرمون ما حرم الله ورسوله ولا يدينون دين الحق من الذين أوتوا الكتاب حتى يعطوا الجزية عن يد وهم صاغرون

Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak (pula) kepada hari kemudian, dan mereka tidak mengharamkan apa yang diharamkan oleh Allah dan RasulNya dan tidak beragama dengan agama yang benar (agama Allah), (orangutan) yang diberikan Al -Kitab untuk mereka, sampai mereka membayar jizyah (upeti) dengan patuh sedang mereka dalam keadaan membayar. (QS. At-Taubah: 29)

Ketika ada yang mengaku mukmin, namun dia masih meragukan kebenaran rukun iman, meragukan kebenaran al-Quran dan hadis shahih, menganggap itu bukan kebenaran, maka dia belum mukmin.

Allahu a'lam.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Semoga bermanfaat..


Salam PERMAPA.